Perlemahan dolar AS diprediksi berlanjut
BANDUNG: Sejumlah analis memrediksikan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat masih akan berlanjut seiring gejolak ekonomi yang terjadi di benua tersebut dan Eropa serta harga emas dunia yang terus merangkak naik.
Nico Omer Jonckheere, Vice President Research and Analyst of Valbury Asia Futures mengatakan pergerakan dolar AS dan harga emas dunia selalu berbanding terbalik, ketika harga komoditas tersebut menguat secara otomatis mata uang negara Paman Sam itu terpangkas.
“Harga emas telah menguat selama beberapa tahun berturut-turut terhadap dolar AS. Bahkan, dolar telah melemah 80% terhadap emas dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini, dan diprediksikan terus melemah,” katanya, kemarin.
Dia mengatakan dalam kurun waktu 18 bulan pada Juli 1978, harga emas melesat dari US$185 menjadi US$850 per ounce. Harga tersebut setara dengan US$2.400 per ounce pada masa sekarang. Penaikan harga yang terjadi saat ini akan mendorong harga emas ke level tertinggi lebih dari US$5.000 per ounce.
Nico mengatakan emas merupakan instrumen investasi lindung aset di tengah ketidakpastian ekonomi. “Ada banyak alasan yang membuat harga emas dunia bisa terus melambung. Kenaikan harga komoditas secara umum dan potensi kekacauan ekonomi di negara barat sudah tampak di depan mata.”
Nico mengatakan diversifikasi investasi dari saham ke emas sebenarnya sudah terjadi sejak 2008 saat terjadi krisis finansial global. Melihat pergerakan emas yang terus menguat, Valbury sudah mengoreksi target harga emas pada bulan-bulan ini menembus US$2.000 per troy ounce.
“Krisis utang kali ini jauh lebih parah dibandingkan dengan krisis subprime mortgage 2008 lalu,” katanya.
Selain emas, komoditas lainnya yang saat ini diburu investor adalah mata uang asing dua negara, yaitu franc Swiss dan yen Jepang.
Pengamat komoditas emas di Bandung Marianto Tjandra sependapat harga emas dunia bisa menembus US$2.000 per troy ounce per akhir tahun. Marianto mengatakan investor semakin memburu komoditas logam mulia tersebut terutama setelah peringkat obligasi utang Amerika Serikat turun.
“Target harga emas US$1.800 per troy ounce pada akhir tahun akan tercapai dalam jangka pendek ini, yaitu satu atau dua bulan ke depan,” katanya.
Sementara untuk harga jangka panjang, yaitu harga pada akhir tahun ini, diprediksikan emas mencapai rekor terbarunya, yaitu US$2.000 per troy ounce. Menurut dia, harga jangka pendek maupun jangka panjang tersebut sangat realistis mengingat pergerakan harga emas saat ini yang cenderung agresif.
“Investor kian tertarik dengan emas, apalagi selama beberapa hari terakhir ini pasar saham tidak menentu, cenderung turun,” ujarnya.
Marianto menjelaskan, selain dipicu pasar saham dan obligasi utang AS, penaikan harga emas kali ini juga ikut dipengaruhi oleh momentum hari raya Idulfitri yang mendorong konsumsi emas yaitu emas perhiasan.(bsi)
CARA MENGGADAIKAN,
CARA MENEBUS,
CARA MEMPERPANJANG
CARA MENCICIL ( MENGURANGI POKOK PINJAMAN )
BILA SURAT GADAI HILANG
MENEBUS BUKAN ATAS NAMA SENDIRI KLIK DISINI
Brosur
Jumat, 12 Agustus 2011
Perlemahan dolar AS diprediksi berlanjut
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar