seorang anak merengek minta dibelikan jagung bakar. dengan sedikit enggan ibunya mengulurkan
selembar uang dan mengawasinya dari kejahuan. lalu si anak dengan tekun mengikuti gerakgerik
nenek tua penjual jagung bakar memainkan kipas bambunya. mata kanak-kanaknya membulat
terheran-heran pada pletikan biji jagung, asap, serta harum yang bertebar kemana-mana.
sedang nenek tua perbapakain lusuh itu tersenyum melirik anak kecil yang jongkok
disebelahnya.
Mata tuanya meredup melayang entah kemana. sesekali di cubitnya pipi anak itu. kemudian di
berikannya jagung bakar itu pada anak yang sedari tadi berharap-harap takjub, katanya,
"Ambil saja buat kamu nak. tak usah bayar.". Si ibu mengucapkan terimakasih lalu berkata
pada sang ayah,"lumayan, kita dapat rejeki satu jagung bakar". lalu mereka meninggalkan
taman kota itu dengan kandaran roda empat mereka.
Tunggu dulu wahai ibu ! mengapa kau menyebutnya sebagai rejeki ? bukanlah dengan demikian si
nenek tua itu malah kehilangan sebagian penghasilannya yang tak seberapa ? Tidakkah kau
terpanggil untuk membalas pemberian itu dengan sesutau yang lebih dari sekedar kata terima
kasih ? memang, MENERIMA SELALU MENYENANGKAN, NAMUN MEMBERI DENGAN SIKAP TULUS LEBIH
MEMBAHAGIAKAN, Tahukah kau wahai ibu, hati nenek tua itu teramat terang; jauh lebih terang
dari lampu yang menerangi temaram senja ini.
CARA MENGGADAIKAN,
CARA MENEBUS,
CARA MEMPERPANJANG
CARA MENCICIL ( MENGURANGI POKOK PINJAMAN )
BILA SURAT GADAI HILANG
MENEBUS BUKAN ATAS NAMA SENDIRI KLIK DISINI
Brosur
Selasa, 11 Desember 2007
Lebih Dari Sekedar Ucapan Terimakasih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar